tangisan hati tak bisa dipungkiri
jiwaku tercincang dalam dua arti
risaunya hati yang aku jalani
hingga terbentuk renungan hati
seakan menjadi bumerang yang selalu menghakimi
di hari-hari yang telah ku lewati
menjauhnya kebahagiaan ukhrowi
hingga mungkin hilangnya keabadian surgawi
nikmat sesaat yang selalu ku dapati
mungkin kelak yang akan menjadi bukti
tergiringnya jasad ini
kelembah kehinaan yang paling abadi
pembenahanlah yang harus cepat ku lakukan
namun itu yang menjadi tolok ukur yang paling menyulitkan
godaan yang bagaikan gelombang badai
selalu menerjang menuju lembah suram
rimba kehidupan yang kelam
menyelimuti disepanjang nafas yang berjalan
mungkin keajaiban akan datang
disaat hati ini mulai menemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar